2. Teori X dan Y
Douglas Mc Gregor mengemukakan adanya
dua pandangan yang berbeda dari dalam diri manusia, yaitu pandangan yang pada
dasarnya negatif, disebutnya Teori X, dan pandangan yang pada dasarnya positif,
disebutnya Teori Y. Demikian juga terdapat dua golongan manajer yang
masing-masing memiliki dua pandangan tersebut, dan membentuk presepsi atau
asumsinya terhadap karyawan.
Manajer yang termasuk dalam Teori X
mempunyai empat asumsi sebagai berikut :
- Karyawan yang memnag sifatnya tidak menyukai pekerjaan dan sedapat mengkin berusaha menghindarinya karena sifat itu, karyawan harus dipaksa, diawasi, diancam hukuman agar bekerja mencapai tujuan.
- Karyawan tidak mau tanggung jawab dan hanya ingin melaksanakan perintah saja.
- Karyawan mementingkan jaminan kepastian kerja dan tidak mempunyai ambisi.
Sebaliknya manajer yang
termasuk Teori Y mempunyai empat asumsi yang berlainan :
- Karyawan dapat memandang kerja sebagaimana halnya dengan istirahat atau rekreasi (hidup manusia membutuhkan variasi: kerja-istirahat-rekreasi).
- Karyawan dapat melakukan pengendalian diri, jika diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (dalam prakteknya, karyawan tidak akan berbuat semaunya dalam pekerjaan).
- Rata-rata karyawan dapat menerima bahkan menerima tanggung jawab (buktinya, jarang yang menolak kenaikan jabatan).
- Potensi kemampuan karyawan belum digunakan sepenuhnya termasuk kemampuan membuat keputusan, karena itu diperlukan pendidikan dan kesempatan agar potensi tersebut dapat diaktualisasikan.
Partisipasi
dalam pembuatan keputusan, tanggung jawab, kesempatan dan kepercayaan akan
meningkatan motivasi kerja.
3. Teori dua faktor
Teori dua faktor (two factors theory) diajukan oleh Federick Herzberg yang menyatakan bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan bekerja (job satisfaction) ternyata berbeda dan terpisah dari factor-faktor
yang mengakibatkan ketidakpuasan bekerja (job
dissatisfaction).
- Faktor-faktor yang bisa memberi kepuasan (satisfier) ialah faktor-faktor intrinsik seperti kesempatan, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan dan perkembangan yang dapat memberi motivasi kepada karyawan untuk bekerja keras, dan disebut motivating factors.
- Faktor-faktor yang bisa mengakibatkan ketidakpuasan (dissatisfier) ialah faktor-faktor ekstrinsik, seperti upah, syarat-syarat kerja, hubungan dengan sejawat dan bawahan, jaminan sosial yang bisa mencegah kekecewaan bekerja, tetapi tidak bisa memberikan motivasi, dan disebut hygieni factors.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar