Senin, 21 Oktober 2013

Tugas 3 Bahasa Indonesia

Kesimpulan

Dari ketiga model penulisan diatas dapat disimpulkan bahwa cara melakukan penulisan kutipan yang benar yaitu dengan mencantumkan nama, tahun dan halaman sumber dari kata-kata yang ingin dikutip. Setiap penulis memiliki gaya penulisannya sendiri, namun kita tetap harus memperhatikan cara penulisan yang baik dan benar berdasarkan teori yang ada.Juga pada penulisan catatan kaki. Catatan kaki tidak hanya digunakan untuk menjelaskan sumber dari kutipan yang diambil, tetapi juga bisa digunakan sebagai penjelasan terhadap sebuah pernyataan / teori. Begitu pula dengan daftar pustaka. Daftar pustaka tidak harus dicantumkan pada akhir buku saja, tetapi juga bisa kita tulis per bab dibagian akhirnya.

Saran

Dalam pembuatan kutipan, catatan kaki maupun daftar pustaka, kami menyarankan agar para penulis memperhatikan cara penulisan yang baik dan benar menurut aturan / teori yang ada, karena dengan mengikuti aturan/teori penulisan yang telah ditetapkan maka, sebuah karya tulis dapat diterima dan dimengerti oleh masyarakat secara luas.

Minggu, 20 Oktober 2013

Tugas 2 Bahasa Indonesia

GONJANG-GANJING SI POLTAK

    Sosok yang kerap kontroversi, menjadi dinamisator, dan terkadang provokator ialah politisi Partai Demokrat bernama Ruhut Sitompul yang lebih dikenal Poltak. Poltak juga merupakan sosok yang ceplas-ceplos dan sikapnya cenderung konfrontatif. Sebagai lawyer, beliau tergolong sukses, bisa dilihat dari koleksi Ferrari yang dimilikinya, walaupun bukan materi juga yang mesti jadi patokan sebuah kesuksesan. Beliau pernah mengungkapkan komitmennya untuk tidak mau menangani kasus korupsi, narkoba, dan judi. Namun, namanya tidak termasuk dalam politisi yang tidak mendukung pemberantasan korupsi versi Indonesia Corruption Watch (ICW).
       Kini, beliau pun tengah diterpa gonjang-ganjing pula. Ruhut dijegal oleh rekan-rekannya sesama anggota Komisi III untuk menjadi Ketua Komisi Hukum DPR RI tanpa alasan yang jelas. Asal bukan Ruhut. Bahkan persoalan rumah tangganya pun ikut terseret dan yang lain menganggap Ruhut tidak kompeten memimpin lembaga ini. Tidak sedikit yang menduga kalau penolakan terhadap Poltak ini tidak lepas dari sifat ceplas-ceplosnya. Persoalannya adalah, bagaimana integritas Ruhut terhadap profesi dan dunia politik? Sebaiknya, jika ada yang menentangnya untuk memimpin Komisi III gunakan standar integritas dan profesionalisme.
       Ditengah permasalahan, Ruhut menanggapi gendang anggota Komisi yang menolaknya. Ruhut menerima sejumlah talkshow yang bersama mereka. Tanpa pernah terlihat menegosiasi, Ruhut tetap berkonfrontasi dengan penentangnya. Poltak pun belum melancarkan serangan balik. Riuh rendah diseputar Poltak ini menarik untuk ditinjau dari peta politik terkini. Ini merupakan kejadian langka, dimana calon Ketua Komisi di DPR "ditolak" anggota Komisi tersebut. Gejala ini mesti dipandang sebagai refleksi jelang Pemilu 2014. Setiap individu dalam partai memiliki kecenderungan untuk positioning.


Yulia Puspita
Konstan, 16 Oktober 2013

Klender, Jakarta

Tugas 1 Bahasa Indonesia

Dalam sebuah tulisan atau pengungkapan gagasan ilmiah yang baik dan benar, ada beberapa kerangka aturan penulisan yang perlu untuk dimengerti sebelumnya, antara lain :
  1. Ragam bahasa adalah variasi bahasa atau tuntutan pemakaian yang berbeda-beda menurut tempat, topik, penutur, sarana/ medium pembicaraan, dan sebagainya. Adanya ragam bahasa Indonesia disebabkan oleh perkembangan masyarakat (konteks sosial).
  2. Ejaan dapat diartikan sebagai perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf. Secara khusus ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi bahasa termasuk pemisahan dan penggabungannya. Adapun fungsi ejaan antara lain sebagai, Landasan pembakuan tata bahasa, Landasan pembakuan kosakata dan peristilah, Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa indonesia.
  3.  Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
  4. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
  5. Alinea adalah bagian wacana yang mengungkapkan suatu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok kedalam atau jarak spasi yang lebih. Dalam kamus Bahasa Indonesia tersebut alinea diartikan pula sebagai paragraf.
  6. Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah karangan ilmiah, contohnya Pemilihan topik, Pembahasan topik, Pemilihan Judul, dll.
  7. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide untuk isi dari sebuah karya tulisan.
  8. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Sedangkan catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.
  9. Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian yang merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak digunakan sebagai “jembatan” untuk me¬mahami uraian yang akan disajikan dalam suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami ide-ide permasalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan secara lengkap. Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya ilmiah secara umum. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya. 

Dengan semua kerangka aturan penulisan diatas, sedikit banyak kita telah mengerti bagaimana cara untuk membuat tulisan yang baik dan benar. Bila kita memenuhi ke-9 kerangka tersebut maka kita akan mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya dalam tulisan tidak untuk lisan. Alasannya adalah jika dalam sebuah tulisan kita mempunyai waktu yang banyak untuk berfikir ulang apakah tulisan tersebut merupakan tulisan yang baik dan benar atau tidak. Jika tidak kita mempunyai waktu untuk merevisi tulisan tersebut untuk menjadi sebuah tulisan yang baik dan benar. Lain hal dengan lisan, walaupun seseorang dapat menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, belum tentu seseoranng itu dapat baik dalam lisan. Alasannya adalah ketika seseorang bicara atau secara lisan menyampaikan gagasannya, terdapat banyak faktor yang akan membuat seseorang terpleset dalam lisan yang baik dan benar. Salah satu contoh, emosi akan membuat seseorang lepas kendali atau tidak bisa mengontrol dirinya dalam berbicara. Emosi merupakan faktor kuat yang akan membuat seseorang berbicara atau secara lisan tidak menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahkan, jika emosi tersebut sangat memuncak, maka kata-kata kasar pun dapat dikeluarkan secara lisan oleh orang yang mengalaminya. Kesimpulannya, tujuan akan terwujud dalam tulisan tidak untuk lisan.