A. TEORI
MOTIVASI AWAL
Konsep motivasi pada awalnya
dikembangkan pada tahun 1950-an melalui tiga teori utama, yaitu teori hierarki
kebutuhan, teori X dan Y, serta teori dua faktor.
1. Teori Hierarki Kebutuhan
Teori hierarki kebutuhan (hierarchy of needs theory) dikembangkan
oleh Abraham Maslow yang menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dengan urutan sebagai berikut :
- Kebutuhan fisiologis (physiological needs), berupa makan, minum, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik lainnya.
- Kebutuhan akan jaminan keamanan (safety needs), yaitu rasa aman dan terlindung dari risiko fisik dan mental.
- Kebutuhan sosial (social needs), berupa persahabatan, keakbraban, penerimaan, dan keterkaitan.
- Kebutuhan harga diri (needs esteem), yaitu dihormati, diakui, disegani, dan kewibawaan.
- Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), yaitu prestasi, perkembangan, dan tanggung jawab.
Pada umumnya, manusia akan
didorong untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Motovasi hanya efektif
dengan memenuhi kebutuhan yang mendesak dan paling kuat sesuai waktu, keadaan
dan pengalaman yang bersangkutan. Kebutuhan yang telah terpenuhi tidak akan
memberi motivasi.
Maslow
membedakan antara kebutuhan dengan urutan rendah, yaitu kebutuhsn fisiologis
dan jaminan keamanan, yang harus harus dipenuhi secara external (dari luar
karyawan), dan kebutuhan diurutan tertinggi, yaitu sosial, harga diri,
aktualisasi diri yang dapat dipenuhi
secara internal (dari dalam karyawan). Motivasi yang efektif terletak pada
kebutuhan urutan tertinggi. Namun agar kebutuhan urutan tertinggi muncul, maka
kebutuhan urutan rendah harus dipenuhi terlebih dahulu.
Berbagai teori motivasi telah
dikembangkan yang kesemuanya termasuk bidang analisa prilaku manusia.
Masing-masing teori memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri. Penerapannya harus
dilakukkan dengan menggabungkan unsur-unsur dari seluruh teori tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar