B. TEORI
MOTIVASI KONTEMPORER
Dengan perkembangan riset yang
dilakukan secara terus menerus dibidang manajemen, para peneliti telah
merumuskan berbagai teori baru mengenai motivasi.
1. Teori tiga kebutuhan
David
Mc Clelland mengembangkan teori tiga kebutuhan yang mengidentifikasikan
tiga motif dalam bekerja :
- Kebutuhan untuk
mencapai hasil (need for achievement / n
Ach), yaitu dorongan untuk berhasil mencapai tujuan.
- Kebutuhan akan
kekuasaan (need for power / n Pow),
yaitu kebutuhan untuk membuat pihak lain berprilaku sesuai kehendaknya.
- Kebutuhan untuk
afiliasi (need for affiliation / n Aff),
ialah keinginan akan hubungan persahabatan dan antar pribadi.
Motivasi keberhasilan didorong oleh
keinginan akan (a) tanggung jawab pribadi atas pemecahan masalah atau
pencapaian tujuan, (b) menerima umpan balik segera atas hasil prestasinya, dan
(c) menghadapi risiko yang memberikan tantangan. Individu dengan motivasi ini
memperoleh kepuasaan apabila dapat berhasil dalam berusaha mencapai tujuan.
2. Teori mencapai tujuan
Teori
mencapai tujuan (goal getting theory)
menyatakan bahwa kemauan bekerja untuk mencapai tujuan merupakan sumber utama
dari motiasi kerja. Dalam organisasi, manajemen harus mengusahakan agar tujuan
individu sesuai dengan tujuan organisasi. Dengan demikian, motivassi individu
untuk mencapai tujuannya sekaligus juga mencapai tujuan organisasi.
3. Teori penguatan
Teori penguatan (reinforcement theory) didukung oleh B.F.Skinner yang menyatakan bahwa prilaku individu merupakan fungsi
dari konsekuensinya. Dalam arti bahwa konsekuensi yang menguntungkan akan
memperkuat prilaku.
4. Teori Keadilan
J. Stacey Adams mengembangkan teori keadilan (equity
theory) yang menyatakan bahwa karyawan tidak hanya berkepentingan atas balas
jasa atau pengharagaan yang bersifat
absolut untuk hasil kerjanya, tetapi juga relatif dihubungkan dengan apa yang
diterima oleh karyawan lain.
5. Teori harapan
Teori harapan (expectancy theory) yang dikemukakan oleh
Victor Vroom menyatakan bahwa kecenderungan untuk berprilaku tertentu
tergantung dari kuatnya harapan seberapa jauh prilaku tersebut akan memberikan
hasil yang diingini. Teori ini mengandung tiga variabel penting, yaitu :
- Daya tarik hasil
: seberapa jauh individu memeberi arti penting pada potensi hasil dan penghargaan
yang dapat dicapai dalam pekerjaan.
- Hubungan kinerja
penghargaan : derajat keyakinan individu bahwa tingkat kinerja (prestasi
pekerjaan) akan memberikan hasil (penghargaan) yang diingini.
- Hubungan upaya
kinerja : derajat presepsi individu bahwa melakukan tingkat upaya tertentu akan
menghasilkan kinerja (prestasi pekerjaan).
Dalam
arti bahwa prestasi pekerjaan tergantung dari tercapainya tujuan individu, dan
penghargaan organisasi. Selanjutnya, prilaku individu tergantung dari harapan
apakah hasilnya akan memberikan kinerja yang dapat memenuhi tujuannya
memperoleh penghargaan organisasi.